Taqobbalallahu minna wa minkum
Selamat Idul Fitri 1437 H bagi teman-teman yang merayakannya, dan mohon maaf lahir batin pada semua teman-teman sekalian
Libur lebaran 2016 kami isi dengan bersafari ramadhan dan lebaran 1437 H ke Sumatera Barat, tepatnya ke Padang, Bukitinggi dan sekitarnya
Minggu, 3 Juli 2016
Berangkat dari Bandung pada tanggal 3 Juli 2016 menggunakan bis pemadu moda menuju Cengkareng.
Sebelum berangkat kami sempatkan melaksanakan sholat di Masjid Baiturrahman
Bus berangkat tepat pukul 13.00 WIB, perjalanan lancar menjadikan kami tiba di Cengkareng agak kepagian mengingat pesawat kami ke Padang akan berangkat pada pukul 19.50 WIB
Kami masuk ke dalam bandara untuk melakukan check in. Alhamdulillah berat bagasi aman
Setelah memperoleh boarding pass kami keluar menuju restoran untuk memesan makanan berbuka puasa
Selesai berbuka puasa kami menuju musholla di dalam bandara untuk melaksanakan sholat Maghrib sekalian sholat Isya. Selesai sholat, kami menuju ruang tunggu di Gate F2
Menunggu waktu boarding
Seharusnya sudah boarding, ah delay!
Ternyata pesawat yang akan kami naiki datang terlambat dari Denpasar, sehingga penerbangan kami mengalami keterlambatan 1 jam 15 menit!
Sebagai kompensasi keterlambatan, semua penumpangnya mendapat snack saat menunggu di ruang tunggu. Sesaat mendekati waktu boarding semua penumpang tujuan Padang diminta pindah ke ruang tunggu Gate F4
Akhirnya boarding pada pukul 20.45 WIB dan lepas landas pada pukul 21.05 WIB
Peta penerbangan CGK-PDG
Makan malam
Alhamdulillah sampai di Ranah Minang dengan selamat
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Minangkabau
Mendarat di Bandara Internasional Minangkabau pada pukul 22.48 WIB, dan setelah bagasi terkumpul semua, dengan mobil rental kami langsung menuju hotel untuk menginap semalam di Padang
Senin, 4 Juli 2016
Kami makan sahur pada pukul 3.30 WIB, rupanya kami yang pertama sampai di restoran hotel untuk santap sahur
Check out dan siap-siap menuju Bukittinggi
Sekitar pukul 10.00 WIB kami check out dari hotel dan berangkat menuju Bukittinggi dengan menggunakan mobil rental yang kami pakai semalam
Sebelum lanjut ke Bukittinggi, kami mampir sejenak ke Masjid Raya Sumatera Barat untuk melihat-lihat sekalian melaksanakan sholat Dhuha.
Rupanya di pelataran sedang ada persiapan untuk menyambut Presiden Jokowi yang akan melaksanakan sholat Ied di masjid ini
Kami sholat di lantai atas
Beberapa bidikan bagian dalam masjid di lantai satu
Masjid Raya Sumatera Barat
http://travel.detik.com/read/2015/07/11/142000/2962987/1025/
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Raya_Sumatera_Barat
Selesai mengabadikan beberapa sudut masjid baik interior maupun eksterior, kami langsung menuju Bukittinggi. Ternyata kami tidak bisa melewati Padang Panjang karena macet. Akhirnya supir mengambil jalan alternatif melalui Malalak. Untungnya saat itu tidak hujan, mengingat jalan melalui Malalak penuh dengan kelokan tajam dan naik turun disamping sering terjadi longsor. Ada beberapa pemandangan indah yang bisa kita nikmati bila melalui Malalak, terutama di Puncak Malalak
Masjid di Koto 4A, Agam
Mataharinya bersinar kuat, tapi udaranya sejuk
http://elevation.maplogs.com/poi/malalak_agam_regency_west_sumatra_indonesia.55642.html
Berhenti sejenak di Puncak Malalak untuk memotret
Alhamdulillah perjalanan lancar dan sampai di Bukittinggi masih siang. Supir menawarkan mampir ke kerajinan sulam sebelum menuju hotel
Bagus-bagus sih, tapi harganya nggak cocok 😀
Kami segera check in dan mendapatkan kamar di lantai 3. Masih ada waktu untuk melaksanakan sholat Dzuhur.
Gunung Singgalang
https://wisatasumatera.wordpress.com/wisata-sumatera-barat/gunung-singgalang/
Selesai sholat Ashar kami berjalan kaki menuju Jam Gadang dan Pasar Atas
Suasana ngabuburit di sekitar Jam Gadang
Kami lanjut menuju lorong yang menjual nasi kapau dan makanan lainnya. Lorong ini disebut Los Lambuang
Berbagai jenis kerupuk dan keripik dari bahan dasar ubi dan singkong ada di sini
Berburu nasi kapau untuk berbuka puasa
http://travel.kompas.com/read/2013/09/06/0758211/Nasi.Kapau.Pengisi.Lambung.di.Los.Lambuang
https://m.tempo.co/read/news/2012/02/07/201382303/lezatnya-nasi-kapau-di-los-lambuang
http://travel.klikpositif.com/baca/2145/ini-standar-harga-nasi-kapau-di-los-lambuang-bukittinggi
Sibuk melayani pesanan pembeli
Sedang menyiapkan bumbu pical
Selain membeli Nasi Kapau, kami juga membeli Katupek Pical
http://www.mainmakan.com/kuliner-bukittingi-pasar-los-lambuang-ketupek-pical-dan-nasi-kapau-uni-lis/
Kebetulan ada teman kantor yang sedang pulang kampung ke Bukittinggi, kami janjian untuk bertemu. Alhamdulillah bisa ketemuan! 🙂
Berbuka puasa dengan nasi kapau yang pedas tapi mantap, dan katupek pical itu sesuatu banget!
Alhamdulillah bisa menikmati cita rasa kuliner Bukittinggi
Saatnya istirahat…zzzzZzz
Selasa, 5 Juli 2016
Makan sahur di restoran hotel. Alhamdulillah banyak juga yang sahur
Pada pukul 9.00 WIB kami akan mengikuti wisata Paket Danau Maninjau (Lake Maninjau Tour) dari Roni’s Tour
http://www.ronistours.com/tour/lakemaninjautour/
Melewati Ngarai Sianok
Menuju Koto Gadang
Berhenti sejenak di Panorama Sungai Landia untuk memotret
http://www.pelangiholiday.com/2014/03/panorama-desa-sungai-landia-matur.html
Tahun 1987 pernah memotret ini, tapi dengan kamera analog SLR dan lensa telezoom
Inilah foto waktu tahun 1987. Tidak ada perubahan tampaknya. Berarti bagus pemeliharaannya
Dari Panorama Sungai Landia kami melanjutkan perjalanan ke Lawang Adventura Park. Sebetulnya ada tempat mampir lainnya yakni Puncak Lawang, tapi kami sudah pernah ke tempat tersebut
Lawang Adventure Park dengan latar belakang Danau Maninjau
Danau Maninjau dilihat dari Lawang Adventure Park
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Kilang Tebu Tradisional, kebetulan di salah satu halaman sebuah rumah tampak seorang ibu sedang menggoreng kacang tanah di tungku
Tungku untuk menggoreng kacang
Ternyata ibu dan keluarganya juga mengilang tebu dan memproduksi gula merah dari air tebu. Sayang kilang tebunya sedang libur, tapi bapak pemilik kilang tebu berbaik hati mendemokan cara kerja penggilingan tebu dengan memasangkan kerbaunya pada alat penggiling tebu
Mula-mula mata kerbau ditutup dengan kacamata yang dibuat dari batok kelapa, kemudian kacamata tersebut ditutup dengan kain. Sambil disuapi beberapa ujung batang tebu, kerbau akan berjalan dan secara otomatis akan menggerakan alat penggiling
Nah ini si kerbau sedang jalan berputar sambil menggerakan penggiling batang tebu
Batang tebu disisipkan ke dalam celah alat penggiling
Alat penggiling batang tebu yang digerakkan oleh kerbau
Lagi difoto bareng kerbau, eh si kerbau malah maju jalan 😀
Kemudian kami membeli beberapa bungkus kacang yang baru selesai digoreng, karena sedang puasa jadi tidak bisa mencicipi kacangnya. Sekalian kami membeli beberapa kantong gula merah, kerupuk mentah dari singkong, dan 2 buah anyaman pandan atau disebut kambut
Penjual senang, pembelipun senang
Dari sini kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Maninjau melalui Kelok 44
Danau Maninjau dilihat dari kelok 33
Putra, pengemudi merangkap pemandu wisata dari travel mengajak kami sholat Dzuhur di Masjid Raya Bayur
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Raya_Bayur
http://travel.detik.com/read/2015/12/11/185500/3090405/1025/masjid-indah-di-dekat-danau-maninjau
http://duniamasjid.islamic-center.or.id/318/masjid-raya-bayur/
Bagian dalam Masjid Raya Bayur
Lampu hias gantung di tengah ruang masjid
Salah satu desain jendela di masjid
Selesai sholat, Putra mengajak kami menuju villa/pondok penginapan milik temannya yang terletak di tepi Danau Maninjau. Dari jalan raya kami harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak di tepi persawahan sejauh lebih kurang 500m
Jalan setapak menuju tepi Danau Maninjau di depan villa/pondokan
Kalau sedang tidak ada angin, air danaunya tenang dan bening
Tenang dan damai, cocok sekali untuk tempat menyepi dan merenung
Ini pondokannya, kebanyakan backpackers dari mancanegara yang tinggal di sini
https://www.facebook.com/ArlenNovasParadise
http://www.sumatratour.org/366/danau-maninjau-sumatera-barat.html
Sewaktu jalan kembali ke mobil yang diparkir di tepi jalan, terlihat ada seekor anjing yang ngadem di sungai kecil 😀
Persawahan di tepi jalan setapak
Karena kami berpuasa, acara makan siang ditiadakan. Perjalanan kami lanjutkan sepanjang Danau Maninjau, dan kami berhenti sejenak di tempat penjualan hasil olahan berbagai ikan yang berasal dari Danau Maninjau, di antaranya ada ikan bilih khas Maninjau dan ikan Rinuak yang mirip ikan teri Medan, tetapi yang ini lebih kecil dan halus. Ada juga baby lobster
Ikan Rinuak, ikan teri khas Dana Maninjau, biasa dibuat menjadi perkedel, pepes atau rempeyek seperti tampak dalam foto di atas. Ternyata enak banget rempeyeknya, krispi dan renyah!
Kakak di atas sedang menimbang pesanan ikan bilih goreng
Ikan bilih khas Danau Maninjau. Yang terkenal adalah ikan bilih dari Danau Singkarak
Skala pembanding jari dengan baby lobster
Dalam perjalanan pulang ke Bukittinggi, Putra mengajak mampir ke kampung masa kecilnya, Taruko. Di sini ada cafe dan resto dan taman milik temannya, letaknya di tepi sungai yang jernih dan tidak dalam. Bagus tempatnya, sayang kurang terawat
Refleksi bukit Tabiang Takuruang di kolam tepi jalan setapak menuju Taruko Cafe and Resto
Sungai yang bersebelahan dengan Taruko Cafe and Resto. Tampak Tabing Takuruang dengan latar belakang Gunung Singgalang
Taman di Taruko Cafe and Resto dengan Tabiang Takuruang di latar belakang
Taruko Cafe and Resto
https://www.facebook.com/TarukoCaferesto/?fref=ts
Selesai sudah perjalanan wisata Paket Danau Maninjau (Lake Maninjau Tour) dari Roni’s Tour, saatnya kembali ke hotel. Dalam perjalanan pulang ke hotel Putra menunjukkan kepada kami lapangan yang biasa digunakan untuk sholat Ied. Namanya Lapangan Kantin. Terima kasih banyak Putra atas layanannya… 🙂
Langit senja dibalik pohon pinus yang tampak dari jendela kamar hotel
Setelah melaksanakan berbuka puasa dengan minuman hangat dan dilanjutkan dengan sholat Maghrib, kami menuju restoran hotel untuk berbuka puasa. Selama menginap di hotel ini, kami mendapat kupon sahur dan sarapan 3 kali, kupon makan malam, termasuk buka puasa 2 kali
Suasana restoran
Hidangan buka puasa dan makan malam. Alhamdulillah!
Selesai berbuka puasa dan makan malam, kami berjalan kaki menuju Jam Gadang
Jalan di depan hotel penuh dengan kendaraan
Rupanya di Jam Gadang bapak Walikota Bukittinggi sedang memberikan ceramah dan wejangan di malam takbiran
Deretan bendi yang sedang parkir, menunggu penumpang
Setelah puas mengamati keramaian di sekitar Jam Gadang, kami pulang ke hotel untuk memotret malam dari bidang bukaan yang ada di lantai 3
Motret malam dari sini
Saatnya beritirahat. Selamat malam…zzzZzzz
Rabu, 6 Juli 2016
Alhamdulillah bisa sholat Ied di sini…
Berhubung saya tidak punya tempat lagi di kampung halaman, jadi lebarannya di mana-mana 😀
Dari semua yang ditanya sebaiknya sholat Ied di mana, hampir semuanya menyarankan untuk sholat Ied di Lapangan Kantin. Akhirnya kami putuskan untuk sholat Ied di Lapangan Kantin yang sebelumnya sudah ditunjukkan oleh Putra
Jalan kaki 20menit dari hotel ke lapangan ini untuk melaksakan sholat Ied. Alhamdulillah udara pagi yang sejuk membuat jalan kaki jadi tidak terasa melelahkan
Suasana sebelum sholat Idul Fitri 1437 H
Bubaran sholat Ied, seperti biasa dan terjadi hampir di setiap sholat Ied, koran bertebaran di seluruh lapangan
Ketemuan dengan teman kuliah pak Zul seusai sholat Ied
Kami kembali ke hotel dengan berjalan kaki
Masih sepi suasana di Jam Gadang setelah sholat Ied
Lapar! Jadi kami langsung menuju restoran untuk sarapan
Alhamdulillah ada katupek (ketupat) opor ayam!
Bergaya dulu aaahhh! 😀
Selamat Idul Fitri 1437 H, mohon ma’af lahir dan batin dari kami berdua
Semoga ibadah puasa kita di bulan Ramadhan 1437 H yang baru saja berlalu mendapat berkah dan ridho Allah SWT. Aamiin!
Gunung Singgalang dari lantai 4 hotel
Setelah sholat Dzuhur dan Ashar kami jalan kaki menuju jalan di depan hotel untuk mencari makan siang. Banyak rumah makan yang masih tutup
Akhirnya makan siang yang kesorean di sini 🙂
Selesai makan kami lanjutkan berjalan kaki ke Panorama Ngarai Sianok melalui jalan pintas yang kemarin ditunjukkan Putra
Berpapasan dengan bendi-bendi Bukittinggi. Tuk tik tak tik tuk suara sepatu kuda…
Tampak hotel dari jalan
Jalan pintas menuju ke Panorama Ngarai Sianok
Ngarai Sianok saat sore hari yang mendung
Langit senja di kaki Gunung Singgalang
Waktunya makan malam. Alhamdulillah!
Bisa juga menikmati makan malam di luar
Ornamen kisi-kisi kayu di beberapa sudut di sekitar lobi
Langit-langit di area lobi
Bikin adem ada kolam di tengah-tengah lobi
Selesai makan malam dan keliling sebentar kami kembali ke kamar untuk berkemas dan beristirahat. Besok kami harus berangkat ke Padang
Selanjutnya di Safari Ramadhan dan Lebaran 1437 H, Bagian 2